Solo, ANTARA JATENG - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Solo, Jawa Tengah terus mengembangkan klaster usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mengendalikan tingkat inflasi daerah.
"Dari sektor pertanian, dalam rangka meningkatkan perannya di masa depan, kami melakukan upaya untuk meningkatkan peran
kelembagaan petani, pemanfaatan teknologi pengelolaan pertanian, serta usaha untuk memperpendek rantai distribusi," kata Kepala Perwakilan BI Solo Bandoe Widiarto di Solo, Jumat.
Ia mengatakan hal tersebut dilakukan melalui program pengembangan UMKM yang diwujudkan melalui pembentukan klaster dan mendorong komitmen bank untuk memenuhi target rasio kredit UMKM sebesar 20 persen pada tahun 2018.
"Salah satu contoh pembentukan klaster ketahanan pangan yang dikembangkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo adalah klaster padi di Sukoharjo, klaster bawang merah di Boyolali, klaster cabai di Kabupaten Wonogiri, dan klaster bawang putih di Karanganyar," katanya.
Selain itu, dikatakannya, BI juga ikut memfasilitasi program "local economy development" yang ada di berbagai daerah, seperti pengembangan kerajinan logam di Tumang, Kabupaten Boyolali dan keripik jamur di Kabupaten Sragen yang telah dikirimkan ke Washington DC untuk mengikuti pameran internasional.
"Selain itu, kami juga mengembangkan mebel rotan di Trangsan, Kabupaten Sukoharjo yang merupakan produk ekspor ke berbagai negara dan UMKM batik yang telah memiliki pasar di domestik maupun internasional," katanya.
Dengan melakukan upaya pengembangan klaster tersebut, pihaknya optimistis inflasi Kota Surakarta pada tahun 2018 diperkirakan mampu mencapai target inflasi nasional 3,5+/-1 persen.
"Optimisme kami ini juga karena didukung oleh solidnya pengendalian inflasi oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kota Surakarta melalui program 5K, yaitu ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, komunikasi, koordinasi, dan kerja sama," katanya.
Sementara itu, pihaknya juga memperkirakan momentum pemulihan perekonomian Indonesia pada tahun 2018 akan terus berlanjut dan pertumbuhan ekonomi diproyeksi akan berada pada rentang 5,1-5,5 persen.