Boyolali, ANTARA JATENG - Jumlah penderita "Human Immunodeficiency Virus" (HIV)/"Acquired Immuno Deficiency Syndrome" (AIDS) di Kabupaten Boyolali terdata sejak 2015 hingga 2017 ini mencapai 423 orang.
"Jumlah penderita HIV yang terdata dari 423 orang itu, 83 orang di antaranya meninggal dunia, dan termasuk terakhir tahun ini, sebanyak tiga orang," kata Sekretaris Komisi Perlindungan Aids (KPA) Boyolali, Titiek Sumartini, di sela acara peringatan Hari HIV/AIDS se-Dunia di Boyolali, Selasa.
Titiek Sumartini mengatakan dari data penderita HIV di KPA Boyolali tersebut terbanyak di wilayah Kecamatan Boyolali Kota yakni 29 pasien, disusul Ampel 25 pasien dan Mojosongo serta Banyudono masing-masing 19 pasien.
"Penderita mayoritas kaum laki-laki, yakni sekitar 61 persen, sedangkan sisanya perempuan," kaat Titiek Sumartini.
Penderita HIV/AIDS atau ODHA tersebut disebabkan karena semakin melemahnya kondisi kekebalan tubuh pasien, sehingga jika dapat tertangani dengan baik dibutuhkan upaya KPA dan niat pasien sendiri untuk melaporkan.
Ia mengatakan penanganan penderita HIV di Boyolali sudah ada beberapa fasilitas kesehatan yang siap antara lain Rumah Sakit Umum Daerah Pandanaran, Puskesmas I Boyolali, Puskesmas Banyudono I, RSU Andong, RSU Simo dan Puskesmas Ngemplak. Penderita HIV jika dapat terus melakukan pemeriksaan secara rutin, maka kekebalan tubuh ODHA dapat terjaga.
Kendati demikian, pihaknya mengimbau masyarakat agar tidak mudah memberikan stigma negatif dan diskriminasi kepada ODHA yang akan membuat penderita terasing dan terkucil di lingkungannya.
Kepala Seksi Pencegahan Pengendali Penyakit Menular, Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, dokter Iwan Wahyu Utomo mengatakan pihaknya dengan cara jemput bola melakukan pemeriksaan masyarakat memiliki risiko terkena ODHA, antara lain ibu hamil, komunitas laki suka laki, wanita pekerja seks, transgender, dan lesbi.
Menurut Iwan Wahyu, pemeriksaan orang dengan risiko ODHA sudah mencapai target, sedangkan yang dinilai kurang terhadap ibu hamil baru sekitar 55 persen.
Kepala Dinkes Boyolali, Ratri S. Lina berharap dengan peringatan Hari AIDS se Dunia tahun ini, penderita di Boyolali yang terdeteksi semakin banyak, sehingga pola penanganan dan pencegahan penyebaran dapat dikendalikan.
Berita Terkait
Sentra Terpadu Kartini asesmen anak penderita CdLS di Semarang
Selasa, 23 April 2024 16:13 Wib
Dinkes Kudus lacak penderita TBC
Jumat, 1 Desember 2023 5:05 Wib
Inilah penyebab penderita alergi lebih banyak di perkotaan daripada pedesaan
Rabu, 12 Juli 2023 10:24 Wib
Wali Kota Magelang minta penderita HIV/AIDS disiplin berobat
Selasa, 13 Desember 2022 13:02 Wib
Dinas Kesehatan Kudus temukan 1.475 suspek penderita TBC sejak Januari
Sabtu, 10 Desember 2022 9:48 Wib
Dosen Udinus ciptakan sensor pemantau penderita TBC
Sabtu, 10 Desember 2022 6:37 Wib
Lima anak penderita gagal ginjal akut terus dipantau
Selasa, 25 Oktober 2022 14:14 Wib
Dinkes Kudus tekan penyebaran TBC dengan menyisir warga suspek
Senin, 24 Oktober 2022 22:08 Wib