Padang, ANTARA JATENG - Kesenian tradisi beraroma mistis asal Limapuluh
Kota akan menjadi salah satu pertunjukan dalam kegiatan Payakumbuh
Botuang Festival (PBF) 2017 Payakumbuh, Sumatera Barat pada 1 Desember
mendatang.
Pertunjukan dalam bentuk komposisi musik tersebut dibawakan oleh
grup musik La Paloma dengan judul karya "Bunyi Lain dari Sirompak".
"Pada pertunjukan ini kami akan mementaskan sebuah komposisi yang
mengeksplorasi kesenian tradisi Sirompak asal Limapuluh Kota," kata
komposer karya, Alex Septiono saat dihubungi di Padang, Jumat.
Ia menyebutkan dibutuhkan saluang khusus agar syair-syair yang
diucapkan bisa sampai ke penerima dan syair tersebut digunakan sebagai
jembatan untuk memanggil jin.
Menurutnya terdapat pantun-pantun berupa 33 ayat mantra yang
disadur sedemikian rupa menjadi sebuah lirik dalam tema melodi vokal
yang selanjutnya diberi judul "Buaian Si Jundai".
"Kami menginterpretasikan proses Si Mambau (pelaku) dan berkomunikasi dengan Si Mambang (Jin)," ujarnya.
Pada pertunjukan nanti, akan mengeksplorasi bambu, baik dalam bentuk nyata maupun bunyi bambu melalui alat musik.
Sementara itu salah seorang kurator PBF, Dr Yusril Katil mengatakan
pemilihan kelompok ini memang berdasarkan ketekunan mereka dalam
menggarap seni tradisi.
"Kemungkinan tentang bunyi Sirompak kemudian kami tawarkan pada La
Paloma dan mereka pun menyambutnya dengan baik," ujarnya.
La Paloma bakal tampil pada malam pembukaan Botuang Fest, grup yang
beranggotakan 10 orang ini tampil bersama Minanga Pentagong, Iyut
Fitra, Sosiawan Leak, Ali Syukri Dance Company, Ranah PAC dan Taufik
Adam.
Payakumbuh Botuang Festival" di Kota Payakumbuh pada 26 November
hingga 2 Desember 2017 untuk menyemarakan kesenian di daerah itu.
Ketua Panitia Payakumbuh Botuang Festival Andra Nova menyebutkan
lokasi pelaksanaan kegiatan ini akan dibagi pada dua tempat, yaitu di
pusat kota dan di Kecamatan Payakumbuh Selatan.
Pada 26-28 November diadakan "Payakumbuh Street" di sekitar pasar
di pusat kota Payakumbuh. Kegiatan ini akan diisi dengan pelbagai
kegiatan modern, seperti fesyen, musik akustik serta kuliner.
Kemudian pada 1-2 Desember pelbagai pertunjukan kontemporer akan
ditampilkan di daerah Ampangan. "Sementara untuk pertunjukan kontemporer
akan dilaksanakan di Ampangan, Kecamatan Payakumbuh Selatan," ujarnya.
Di Ampangan dibangun sebuah panggung dari bambu sebab daerah
tersebut juga dikenal sebagai penghasil kerajinan bambu dan oleh sebab
itu pula bambu dijadikan ikon festival.
Menurut dia, dulu bambu juga sangat banyak tumbuh di daerah
tersebut dan pihaknya ingin kembali menjadikan bambu sebagai bagian dari
masyarakat. "Kami sedang mengajak seluruh masyarakat Ampangan untuk
ikut dalam acara ini," kata dia.(Editor : AA Ariwibowo).
Berita Terkait
Jateng promosikan kesenian dan budaya dengan pementasan di Jakarta
Jumat, 8 Desember 2023 8:28 Wib
Dewan Kesenian: "Sambang Seni Semarang" perlu dilanjutkan
Kamis, 7 Desember 2023 8:30 Wib
Delapan kelompok wayang orang berbagai daerah tampil di Semarang
Kamis, 19 Oktober 2023 8:43 Wib
Semarang siap gelar Festival Wayang Orang Indonesia 2023
Selasa, 17 Oktober 2023 10:03 Wib
DKD diharapkan mampu menumbuhkan wawasan ketahanan nasional
Senin, 28 Agustus 2023 15:58 Wib
Disbudpar Temanggung gelar Jifest 2023 untuk bangkitkan kesenian
Rabu, 23 Agustus 2023 17:13 Wib
Pemkot Semarang segera tambah fasilitas Gedung Ki Narto Sabdo
Sabtu, 12 Agustus 2023 6:22 Wib
BPK: Kenalkan budaya tradisional sesuaikan kebutuhan zaman
Senin, 12 Juni 2023 8:03 Wib