Semarang, ANTARA JATENG - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Semarang, Jawa Tengah, menilai gerakan "urban farming" yang terus digalakkan mampu mendukung ketahanan pangan masyarakat.
"Semarang saat ini masuk dalam kategori kota tangguh dari 100 resilient cities yang ada di dunia," kata Kepala Bidang Perencanaan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Bappeda Kota Semarang Budi Prakosa di Semarang, Jumat.
Hal tersebut diungkapkannya usai Focus Group Discussion (FGD) bertema "Ketahanan Pangan Sebagai Perwujudan Tata Ruang Yang Tangguh, Produktif, dan Berkelanjutan di Balai Kota Semarang.
Ketangguhan yang dimaksud, kata dia, salah satunya dalam penyediaan pangan dan kebutuhan berkelanjutan di lahan yang terbatas, seperti budi daya tanaman yang dilakukan dengan model "urban farming".
"Bagaimana mengangkat isu ketahanan pangan sebagai suatu komponen perwujudan tata ruang. Tata ruang jangan diterjemahkan sempit sebatas peta dengan domain perizinan membangun," katanya.
Ia menyebutkan kelompok masyarakat sudah banyak yang mengaplikasikan "urban farming", seperti di Gunungpati yang menggunakan metode aquaponik dengan ketersediaan lahan yang sempit.
Berbagai jenis tanaman sayur, seperti cabai, sawi, kangkug, bayam, hingga seledri tumbuh subur dengan sistem penanaman yang memadukan dengan budi daya ikan di lahan yang terbatas pula.
"Makanya, kami berkomitmen melakukan pengkajian mengenai "urban farming" pada 2018 untuk pengembangan yang lebih optimal. `Urban farming` jadi fokus kajian Bappeda Kota Semarang," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang Sapto Adi Sugihartono mengatakan ketahanan pangan setidaknya terukur dari beberapa aspek, yakni ketersediaan, distribusi, pemenuhan gizi dan keamanan pangan.
"Kami akan mendorong dari dua hal, yakni ketersediaan dan pemenuhan gizi keluarga. Di antaranya, membangun Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dengan menggabungkan pertanian, perikanan, dan ternak," katanya.
Konsepnya sama dengan "urban farming" karena memang merupakan tantangan budi daya di lahan sempit, kata dia, tetapi bisa menghasilkan dan menguntungkan jika dilakukan secara maksimal.
"Kendalanya, sebenarnya dari daya tahan. Daya tahan ini penting. Biasanya, menanam, panen, kemudian berhenti. Harus terus dilakukan. aquaponik, hidroponik itu bentuk `urban farming`," katanya.
Berita Terkait
Gerakan pertanian perkotaan di Semarang semakin masif
Jumat, 12 Januari 2024 21:41 Wib
Pertanian perkotaan ajarkan semangat gotong royong
Kamis, 23 November 2023 8:59 Wib
Pemkot Semarang ajak warga budi daya melon di musim kemarau
Rabu, 4 Oktober 2023 22:54 Wib
Kejuaraan Gajahmungkur Ultimate Urban Downhill 2023 di Semarang
Minggu, 10 September 2023 14:55 Wib
"Urban farming" solusi atasi krisis pangan perkotaan
Rabu, 21 Juni 2023 12:13 Wib
Ganjar Pranowo senang pelajar di Jateng melek pangan alternatif
Kamis, 16 Maret 2023 16:05 Wib
Wali kota: Pertanian perkotaan jadi program prioritas sekolah di Semarang
Jumat, 10 Maret 2023 22:21 Wib
Mahasiswa KKN UPGRIS ajak warga Pedurungan Lor manfaatkan lahan urban farming
Selasa, 31 Januari 2023 23:02 Wib