Surabaya, ANTARA JATENG - Menteri Riset, Tekonologi dan Pendidikan Tinggi
Mohamad Nasir mengungkapkan bahwa Inggris telah menyumbangkan 2 juta
poundsterling guna mengembangkan bisnis "startup" atau pebisnis pemula
di Indonesia yang dianggap memiliki potensi besar.
"Negara Inggris sendiri telah menyatakan juga dan akhirnya
Indonesia mendapatkan bantuan sebesar dua juta poundsterling untuk
mengembangkan bisnis di Indonesia melalui startup company ini," katanya
setelah pembukaan Pameran Inovator Inovasi Indonesia Expo (I3E) 2017 di
Grand City Convex Surabaya, Jatim, Kamis.
Ia menyebut salah satu daerah yang mempunyai potensi besar di bidang bisnis "startup" adalah Jawa Timur.
Namun,
meski memiliki potensi besar, "stratup" di Indonesia masih kalah
dibanding dengan Singapura yang kini mencapai 7 persen, Malaysia 5,5
persen, dan Thailand 4,5 persen.
"Kalau kita lihat perkembangan usaha itu kita baru 1,6 persen dari
jumlah penduduk Indonesia. Dan yang berbasis teknologi itu masih belum
mencapai satu persennya. Jadi di Indonesia itu masih berbasis
lingkungan, belum berbasis teknologi," tuturnya.
Ia memastikan di dalam "startup" tahun ini semuanya berbasis riset.
Sebab, perkembangan startup terutama perusahaan pemula berbasis
teknologi di Indonesia sudah mulai ada pertumbuhan yang cukup baik.
"Dulu yang tidak mendapatkan perhatian serius, sekarang pemerintah
mulai memperhatikannya secara serius. Karena pertumbuhannya cukup
signifikan," ujarnya.
Pameran yang melibatkan 458 peserta dari seluruh Indonesia ini, lanjut Nasir, menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa.
Dari
tahun 2015 yang hanya 52 startup, tahun 2016 (521 startup), dan tahun
ini dari yang ditarget 400 justru mencapai 458 startup dari seluruh
Indonesia.
"Ini adalah pertumbuhan yang luar biasa. Oleh karena itu UMKM itu
adalah berbasis pada teknologi. Bukan berbasis pada perkembangan yang
biasa itu. Karena dengan perkembangan berbasis teknologi ini akan
menjadi nilai tambah bagi pengusaha itu sendiri," tuturnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf
perkembangan startup yang ada di Jatim cukup membanggakan. Dia
menegaskan bahwa pihaknya dalam hal ini pemerintah tinggal memfasilitasi
dari segi pembiayaan.
Gus Ipul sapaan akrabnya mengatakan, pihaknya akan terus mendorong
agar produk startup tersebut kualitasnya dapat semakin meningkat.
"Untuk itu kami akan bekerja sama dengan perguruan tinggi dan Balai
Latihan Kerja (BLK) agar kualitas mereka meningkat dan memadai,"
ujarnya.
Pameran ini sendiri diikuti dari peserta yang terdiri dari delapan
bidang fokus yakni pangan, energi, transportasi, material baju, bahan
baku, Hankam, TIK, Kesehatan obat yang merupakan binaan Direktorat
Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti tahun 2017.
Berita Terkait
Hanya UI, ITB, dan UGM jadi perguruan tinggi kelas dunia
Senin, 14 Oktober 2019 14:36 Wib
Menristekdikti sebut tak bisa lindungi mahasiswa di luar kampus
Senin, 30 September 2019 14:34 Wib
Demo meluas, sejumlah rektor PTN dikumpulkan di Jakarta
Senin, 30 September 2019 13:31 Wib
Demo bukan perintah rektorat, Menristekdikti tegaskan tak ada sanksi
Sabtu, 28 September 2019 9:52 Wib
Menristekdikti: Aksi mahasiswa tak akan selesaikan masalah
Jumat, 27 September 2019 13:27 Wib
Menristekdikti meresmikan perpustakaan pintar Unnes
Jumat, 27 September 2019 12:12 Wib
Menristekdikti: Rektor jangan kerahkan mahasiswa demo
Kamis, 26 September 2019 15:19 Wib
Soal rektor asing, Menristekdikti: Saya yakin ini jalan keluar terbaik
Jumat, 2 Agustus 2019 14:20 Wib