Bandung, ANTARA JATENG - Lembaga Survei Lingkarsn Survei Indonesia (LSI)
Network Denny JA menyatakan sosok M Ridwan Kamil atau menjadi sosok yang
unggul sebagai kandidat cagub pada Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur Jawa Barat 2018 namun belum menjadi kandidat perkasa.
"Kalau merujuk data kita, RK (Ridwan Kamil) yang konsisten
disimulasi jumlah calon, yang kita potret selalu unggul tapi kita
melihat belum masuk kategori tunggal. Jadi dia unggul tapi belum
perkasa," kata Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto
Izul Fatah, di Bandung, Sabtu.
Ia mengatakan dalam survei yang dilakukan pada tanggal 22-29
September 2017 dengan menggunakan metode multi stage random sampling,
tingkat popularitas sosok Ridwan Kamil atau Emil belum mencapai 50
persen.
"Ini artinya Emil masih sangat potensial disalip oleh calon siapa
pun yang maju terutama tiga nama yang beredar saat ini yakni ada Deddy
Mizwar, Dede Yusuf dan Dedi Mulyadi," kata dia.
Menurut dia, sosok Ridwan Kamil bisa disebut sebagai kandidat
"matahari tunggal" dalam Pilgub Jawa Barat 2018 kalau memiliki pemilih
fanatik/militan di atas 25 hingga 30 persen dan elektabilitasnya bisa di
atas 50 persen.
Ia menuturkan Pilkada Jawa Barat 2018 akan diwarnai persaingan
ketat dan seluruh figur yang potensial maju sebagai kandidat belum ada
yang menjadi "matahari tunggal" termasuk, elektabilitas Ridwal Kamil
yang Sudah resmi diusung NasDem, dalam berbagai simulasi, pun belum
cukup perkasa karena masih dibawah 40 persen.
"Ada Dede Yusuf atau DY yang mulai meroket dan Dedi Mulyadi (DM)
yang trendnya terus naik. Sementara, Deddy Mizwar (Demiz) yang
elektabilitasnya di atas DM masuk dalam kategori stagnan," kata dia.
Menurut dia, indikasi terjadinya persaingan ketat itu tergambar
dari posisi elektabilitas seluruh figur yang potensial maju sebagai
calon gubernur. Mereka adalah Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Wakil
Gubernur Jabar Deddy Mizwar, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dan anggota
DPR RI dari Demokrat Dede Yusuf.
Kendati, nama-nama figur tersebut hingga kini masih terkendala
"tiket" partai yang masih belum aman, termasuk Deddy Mizwar yang baru
resmi diusung oleh PKS dan RK oleh Nasdem.
Dalam berbagai simulasi, mulai dari 21 calon, 8, 5 dan 4, posisi
elektabilitas RK memang konsisten di atas seluruh calon namun, beIum
mampu tembus di atas 50 persen apalagi 60 persen, angka yang sering kita
gunakan untuk menyebut perkasa atau matahari tunggal.
Dalam simulasi 21 calon misalnya, Ridwan Kamil harus puas dengan
(26,7 persen), disusul Dede Yusuf (20,1 persen), Deddy Mizwar (19,2
persen), AA Gym (10,0 persen), Dedi Mulyadi (9,7 persen) dan Uu Ruzhanul
Ulum (Bupati Tasikmalaya) 5,1 persen.
Yang lainnya, termasuk Rieke Diah Pitaloka (anggota DPR RI PDIP) hanya 4,1 persen.
Begitu juga dalam simulasi 8 calon, RK (29,6 persen ), DY ( 24, 0
persen), Demiz (19,0 persen), DM (11,1 persen), UU (7,1 persen) dan
Rieke (5,2 persen). Yang lainnya dibawah 1 persen.
Untuk simulasi 5 calon, RK (32 persen), DY (24,8 persen), Demiz
(19,5 persen), DM (12,9 persen) dan UU (7,8 persen). Sementara untuk
simulasi 4 calon, RK (34.2 persen), DY (28,3 persen), Demiz (21,6
persen), DM (13,7 persen).
Dalam distribusi dukungan di aneka segmen demografis pun, kata dia,
mulai dari suku, agama, pemilih partai, tingkat pendidikan, tingkat
penghasilan, usia, dan jenis kelamin, seluruh calon yang akan bertarung
belum ada yang kokoh merata di semua segmen.
"Dari pengalaman LSI melakukan survei, dukungan yang merata di
semua segmen itu biasanya sering menjadi indikator kuatnya calon
tersebut," kata dia.
Ia mengatakam Indikator Iain yang biasa kita lihat untuk melihat
seberapa potensial seorang calon untuk menang dalam Pilkada adalah pada
tingginya strong supporter (pemilih militan).
"Yang terjadi dalam survei Pilkada Jabar hingga saat ini, pemilih
militan seluruh calon masih berada di bawah 20 persen. Sementara, di
luar pemilih militan, masih ada sekitar 52 persen pemilih yang masih
ragu, rahasia, atau sudah punya pilihan tapi masih sangat mungkin
berubah," kata dia.
Citra Komunikasi Lingkaran Survei Indonesia (LSI Network Denny JA)
merilis hasil survei terkait dengan preferensi pemilih dalam Pilkada
Jawa Barat 2018 mendatang yang disampaikan kepada pers di Kota Bandung,
Sabtu.
Survei dilakukan pada tanggal 22-29 September 2017 dengan
menggunakan metode standard: multi stage random sampling, dimana seluruh
pemilih Jawa Barat dipilih secara random. Jumlah responden 440 orang,
dengan margin of error sebesar 4,8 persen.
Berita Terkait
Gibran tanggapi hasil survei LSI Denny JA
Selasa, 15 Agustus 2023 14:59 Wib
Akademisi Unhas nilai Erick Thohir bisa perkuat Prabowo atau Ganjar Pranowo
Rabu, 12 Juli 2023 10:26 Wib
LSI rilis survei terbaru
Senin, 10 April 2023 7:52 Wib
Survei LSI : Ganjar unggul dalam tiga simulasi pilpres
Minggu, 22 Januari 2023 18:43 Wib
Survei: Mayoritas PNS sebut korupsi kian memburuk
Minggu, 18 April 2021 16:27 Wib
Survei LSI: 16,3 persen daerah penyelenggara Pilkada berzona merah COVID
Kamis, 24 September 2020 17:13 Wib
Ini lima alasan LSI Denny JA bahwa 5 Juni warga bisa kembali kerja
Sabtu, 30 Mei 2020 17:38 Wib
15 capres potensial di Pilpres 2024, Ganjar salah satunya
Selasa, 2 Juli 2019 15:38 Wib