Jakarta, ANTARA JATENG - Polisi melarang pendemo di depan Gedung
Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta yang ingin menempel poster etnis
Rohingnya di tembok depan untuk menyuarakan penghentian pambantaian
etnis Rohingnya.
"Tolong mundur. Tidak bisa,
Pak. Ini wilayah negara Myanmar. Wilayah negara lain," kata Kapolsek
Menteng AKBP Ronald Purba saat menghalangi pendemo yang ingin
melancarkan aksi menempel poster, Sabtu.
Setelah
gagal menempel poster bergambar penderitaan etnis Rohingnya, ratusan
pendemo dari Masyarakat Profesional bagi Kemanusiaan Rohingnya itu
kemudian membakar poster tokoh nasional Myanmar Aung San Suu Kyi.
Hal
itu dilakukan sebagai protes karena penerima nobel perdamaian itu hanya
diam dan tidak berusaha untuk menghentikan aksi kekerasan pada etnis
Rohingnya.
Pelaku aksi juga mengutarakan
keinginannya untuk menemui Duta Besar Myanmar untuk Indonesia. Setelah
keinginan tersebut tidak terkabul, pendemo kembali melakukan orasi.
Koordinator
Masyarakat Profesional bagi Kemanusiaan Rohingnya Ichsan Loulembah
mengatakan aksi dilakukan secara spontan oleh pendemo karena melihat
kejahatan yang dilakukan oleh pemerintah Myanmar pada etnis Rohingnya.
"Kejahatan
kemanusiaan tidak membedakan ras, agama dan sifatnya universal. Kami
juga mempertegas sisi kemanusiaan harus dijunjung tinggi," kata dia.
Komunitas
profesional yang terdiri sekitar 100-200 orang itu mendesak Pemerintah
Myanmar menghentikan pembantaian pada etnis Rohingnya.
Ribuan
Muslim Rohingya terpaksa melarikan diri ke perbatasan Bangladesh untuk
menghindari kekerasan terburuk dalam lima tahun belakangan di Myanmar
yang telah menewaskan 104 orang.