Semarang, ANTARA JATENG - Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar (Cak Imin) meminta kepada semua pihak agar jangan memaknai Islam politik sebagai sesuatu yang negatif.
"Sejak kelahirannya, gerakan Islam merupakan entitas yang menjadi bagian dari kekuasaan politik atau dianggap sebagai ancaman bagi kekuasaan yang telah ada. Kompromi, persuasi, koalisi, oposisi, konsensus, bahkan perang, merupakan bagian integral dalam perkembangan Islam," kata Cak Imin, panggilan akrab Ketua DPP PKB, di Semarang, Rabu.
Hal tersebut disampaikan Cak Imin saat menyampaikan materi bertajuk "Membumikan Pancasila dan Islam Rahmatan Lil Alamin Dalam Sistem dan Lanskap Politik Nasional dan Daerah" pada Stadium General di Universitas Diponegoro Semarang.
Ia memaparkan analisisnya mengenai sejumlah persoalan faktual yang tengah dialami bangsa, mulai dari kecenderungan mengerasnya pemahaman agama yang dangkal, kemiskinan, ketidakadilan, dan beragam masalah lainnya.
Cak Imin juga mengangkat kembali perdebatan klasik soal Islam dan politik, apakah merupakan dua hal yang semestinya dipisahkan atau menyatu.
Menurut dia, jika merunut jejak sejarah nusantara dan dunia, maka Islam dan politik mustahil dipisahkan.
`Islam politik janganlah dimaknai sebagai hal yang negatif, namun Islam politik sama sekali tidak identik dengan fundamentalisme," ujarnya.
Ia menawarkan Islam rahmatan lil alamin sebagai konsep dan ideologi Islam politik yang wajib diturunkan ke dalam program kerja konkret bagi siapapun yang meyakininya.
"Islam politik adalah islam rahmatan lil alamin, Islam yang memanusiakan manusia," katanya.
Kemanusiaan, kata dia, bermakna rasa belas kasih dan solidaritas kepada siapapun yang membutuhkan, apapun latar belakang agama, sosial dan politiknya, sedangkan keadilan bermakna penegakan hukum seadil-adilnya serta pemenuhan hak mendasar rakyat sesuai konstitusi.
"Jangan lagi didikotomikan antara Pancasila dan Islam, kebangsaan dengan Islam. Ada dua kata, adil dalam Pancasila dan ada satu kata kemanusiaan, sudah sejalan secara prinsipil dengan rahmatan lil alamin," ujarnya.
Menurut Cak Imin, orang-orang yang mendikotomikan Islam dengan kebangsaan adalah kaum tuna sejarah.
"Mereka pura-pura lupa bahwa perjuangan kemerdekaan banyak negara Asia Afrika, bahkan negaranya sendiri adalah kolaborasi solid antara cinta pada Islam dan cinta pada tanah air," katanya.
Berita Terkait
Pengamat: Dana desa juga perlu dialokasikan untuk pembangunan SDM
Senin, 22 Januari 2024 8:30 Wib
Anies Baswedan tegaskan program pembangunan 40 kota bukan mulai dari nol
Minggu, 24 Desember 2023 22:03 Wib
Cak Imin temui pelaku UMKM Kudus dengarkan keluhan mereka
Sabtu, 23 Desember 2023 18:33 Wib
Cak Imin sampaikan selamat kepada Gibran
Minggu, 22 Oktober 2023 16:13 Wib
Ribuan pendukung Anies Muhaimin padati Jalan Imam Bonjol
Kamis, 19 Oktober 2023 8:47 Wib
Muhaimin bersilaturahmi ke sejumlah kiai di Kabupaten Kudus
Senin, 2 Oktober 2023 16:59 Wib
GP Ansor: Ajakan Menag agar masyarakat cerdas pilih capres sangat edukatif dan positif
Senin, 2 Oktober 2023 9:00 Wib
AHY ucapkan selamat atas deklarasi AMIN
Senin, 4 September 2023 14:38 Wib