Balai Budidaya Jepara Bertekad Populerkan Udang Putih
Jepara, ANTARA JATENG - Balai Besar Perikanan Budi Daya Air Payau (BBPBAP) Jepara, Jawa Tengah, bertekad memopulerkan udang putih (fenneropenaeus merguiensis) di kalangan petambak udang maupun masyarakat, kata Kepala BBPBAP Jepara Sugeng Raharjo.
"Pembudidayaan udang lokal tersebut juga tidak terlalu sulit, karena bisa menggunakan teknologi sederhana dengan kolam yang dasarnya berupa tanah," ujarnya ditemui saat pemaparan keunggulan udang merguiensis di ruang pertemuan Auditorium BBPBAP Jepara Alie Poernomo di Jepara, Selasa.
Keunggulan lainnya, kata dia, untuk mendapatkan induknya juga lebih mudah, karena tersedia di berbagai daerah.
Ia menganggap, kemudahan dalam mendapatkan indukan merupakan keunggulan bagi bangsa ini untuk mengembangkan udang lokal hingga ke tingkat internasional, seperti halnya udang vaname.
Untuk mendapatkan benih udang lokal tersebut, kata Sugeng, cukup mudah, karena BBPBAP Jepara menyediakan benihnya.
"Kami juga akan berupaya menghidupkan kembali hachery skala rumah tangga (HSRT) atau panti benih masyarakat, sehingga ketersediaan benih udang lokal tersebut tidak terbatas dari BBPBAP," ujarnya.
Untuk mendukung ketersediaan benih udang putih tersebut, BBPBAP Jepara juga sedang mengembangkan udang putih indukan yang berkualitas dan bebas virus penyakit.
Adapun jumlah calon indukan yang sedang dalam pemantauan mencapai 4.000 ekor.
Dari jumlah tersebut, akan diseleksi guna memilih calon indukan yang berkualitas.
Ia optimistis, udang putih tersebut bisa diterima pasar, mengingat rasanya cukup lebih enak, dibandingkan udang lain, seperti vaname.
Hasil uji tantang terhadap virus penyakit, katanya, udang lokal asli Indonesia itu juga lebih tahan terhadap penyakit, dibandingkan udang vaname yang indukannya harus didatangkan dari Amerika Serikat.
Untuk memasyarakatkan udang lokal tersebut, BBPBAP juga siap mengajak kemitraan dengan petambak tradisional yang dimungkinkan banyak areal tambak yang kurang dimanfaatkan secara maksimal.
Ia menegaskan, pada tahap awal pengembangan udang putih tersebut akan difokuskan untuk wilayah Jateng, kemudian baru merambah ke daerah-daerah lain yang memang berminat melakukan budi daya udang lokal tersebut.
Pada kesempatan tersebut, dia juga meminta dukungan pemerintah daerah untuk turut mempopulerkan udang lokal, karena nantinya bisa menjadi kebanggan tersendiri.
"Kami mengajak semua pihak, untuk membangkitkan kejayaan udang yang dimulai dari Jepara," ujarnya.
Sebagai pembuktian atas hasil uji coba budi daya udang putih, BBPBAP Jepara juga melakukan panen udang putih setelah dipelihara dengan sejumlah perlakuan selama empat bulan karena udang identik dengan serangan penyakit.
Jumlah benih yang ditebar di dua petak tambak sebelumnya sebanyak 72.000 ekor untuk setiap petak berukuran 1.000 meter persegi, sedangkan hasil panennya berkisar 1,3 ton.
Hadir pada acara panen pertama tersebut, Kepala BBPBAP Jepara Sugeng Raharjo, Staf Ahli Bidang Pembangunan, Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Setda Jepara Bambang Slamet Raharjo, serta sejumlah perwakilan dari Dinas Perikanan dan Kelautan dari Kabupaten Jepara, Pati, dan Demak.
"Pembudidayaan udang lokal tersebut juga tidak terlalu sulit, karena bisa menggunakan teknologi sederhana dengan kolam yang dasarnya berupa tanah," ujarnya ditemui saat pemaparan keunggulan udang merguiensis di ruang pertemuan Auditorium BBPBAP Jepara Alie Poernomo di Jepara, Selasa.
Keunggulan lainnya, kata dia, untuk mendapatkan induknya juga lebih mudah, karena tersedia di berbagai daerah.
Ia menganggap, kemudahan dalam mendapatkan indukan merupakan keunggulan bagi bangsa ini untuk mengembangkan udang lokal hingga ke tingkat internasional, seperti halnya udang vaname.
Untuk mendapatkan benih udang lokal tersebut, kata Sugeng, cukup mudah, karena BBPBAP Jepara menyediakan benihnya.
"Kami juga akan berupaya menghidupkan kembali hachery skala rumah tangga (HSRT) atau panti benih masyarakat, sehingga ketersediaan benih udang lokal tersebut tidak terbatas dari BBPBAP," ujarnya.
Untuk mendukung ketersediaan benih udang putih tersebut, BBPBAP Jepara juga sedang mengembangkan udang putih indukan yang berkualitas dan bebas virus penyakit.
Adapun jumlah calon indukan yang sedang dalam pemantauan mencapai 4.000 ekor.
Dari jumlah tersebut, akan diseleksi guna memilih calon indukan yang berkualitas.
Ia optimistis, udang putih tersebut bisa diterima pasar, mengingat rasanya cukup lebih enak, dibandingkan udang lain, seperti vaname.
Hasil uji tantang terhadap virus penyakit, katanya, udang lokal asli Indonesia itu juga lebih tahan terhadap penyakit, dibandingkan udang vaname yang indukannya harus didatangkan dari Amerika Serikat.
Untuk memasyarakatkan udang lokal tersebut, BBPBAP juga siap mengajak kemitraan dengan petambak tradisional yang dimungkinkan banyak areal tambak yang kurang dimanfaatkan secara maksimal.
Ia menegaskan, pada tahap awal pengembangan udang putih tersebut akan difokuskan untuk wilayah Jateng, kemudian baru merambah ke daerah-daerah lain yang memang berminat melakukan budi daya udang lokal tersebut.
Pada kesempatan tersebut, dia juga meminta dukungan pemerintah daerah untuk turut mempopulerkan udang lokal, karena nantinya bisa menjadi kebanggan tersendiri.
"Kami mengajak semua pihak, untuk membangkitkan kejayaan udang yang dimulai dari Jepara," ujarnya.
Sebagai pembuktian atas hasil uji coba budi daya udang putih, BBPBAP Jepara juga melakukan panen udang putih setelah dipelihara dengan sejumlah perlakuan selama empat bulan karena udang identik dengan serangan penyakit.
Jumlah benih yang ditebar di dua petak tambak sebelumnya sebanyak 72.000 ekor untuk setiap petak berukuran 1.000 meter persegi, sedangkan hasil panennya berkisar 1,3 ton.
Hadir pada acara panen pertama tersebut, Kepala BBPBAP Jepara Sugeng Raharjo, Staf Ahli Bidang Pembangunan, Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Setda Jepara Bambang Slamet Raharjo, serta sejumlah perwakilan dari Dinas Perikanan dan Kelautan dari Kabupaten Jepara, Pati, dan Demak.