Jakarta, ANTARA JATENG - Direktur Utama PT Sandipala Artha Putra Paulus
Tannos menjelaskan soal konflik chip KTP-Elektronik dengan Andi Winata
yang merupakan anak dari bos Grup Artha Graha, Tomy Winata.
"Rumah saya diserang pada Februari 2012 karena ada masalah dengan
chip SPM yang saya pesan melalui perusahan Oxel (Oxel System Ltd), tidak
dapat dipakai oleh e-KTP karena software yang dimasukkan chip itu
adalah software yang dipakai untuk chip Surat Izin Mengemudi Polri
sehingga tidak bisa dipakai, sehingga ada peselisihan dengan saya dan
Andi Winata, bukan Tomy Winata. Tiba-tiba rumah saya diserang sehingga
saya lari dari Indonesia," kata Paulus dalam "teleconference" di
pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Kamis.
Paulus memberikan keterangan dari Singapura untuk dua orang terdakwa
yaitu mantan Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil
(Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Irman dan mantan
Direktur Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan (PIAK) pada
Dukcapil Kemendagri Sugiharto.
"Saya minta maaf melanjutkan pemeriksaan sebagai saksi untuk
teleconference, saya ingin hadir di Indonesia tapi demi keselamatan jiwa
saya dilakukan teleconference," ungkap Paulus.
Menurut Paulus, karena PT Sandipala adalah anggota konsorsium
pemenang lelang yang bertugas untuk menyediakan blangko KTP-E, maka ia
diminta untuk membeli "chip" jenis tertentu yang diakuinya diminta oleh
ketua konsorsium PNRI yaitu Isnu Edhi Wijaya.
"Saya tidak tahu ternyata pembelian chip sudah ditentukan, saya
hanya diberitahu chip SIN dan MSI yang dipakai jadi saya pesan ke Oxel,
dan ternyata chip-nya lain karena software yang digunakan untuk Surat
Izin Mengemudi dan saya diserang, disuruh bayar," tambah Paulus.
Paulus bekerja sama dengan Andi Winata dalam hal penyediaan "chip"
ST-Micro untuk proyek KTP-E. Perusahaan Oxel System Ltd milik Andi
merupakan agen tunggal keping merek itu di Indonesia.
Namun pembelian itu tidak berjalan mulus sehingga Andi bersama Jack
Budiman melaporkan Paulus ke Mabes Polri atas tuduhan menipu dan
menggelapkan dana pada Maret dan April 2012 sehingga sejak 6 Juni 2012
Paulus dan putrinya Catherine Tannos masuk dalam DPO Interpol sehingga
Paulus dan keluarganya bersembunyi di Singapura.
"Jack Budiman yang merupakan teman Tomy Winata menawarkan agar saya
ikut memberikan saham tapi agar ada pembelian saham harus due dilligence
dulu tapi sebelum selesai due dilligence saya dititipkan dana Rp100
miliar dan Rp100 miliar ini untuk saham Jack Budiman dan tiba-tiba ada
masalah chip saya dengan Andi Winata yang sudah pesan 100 juta chip
senilai 60 sen dolar AS per chip tapi chip e-KTP ini memang harus dari
SIN dan Oxel tapi chip yang diberikan kepada Sandipala untuk Surat Izin
Mengemudi," ungkap Paulus.
Berita Terkait
Kolaborasi Google Lens dan Canva perkaya pembelajaran prakarya rekayasa kelas XI
Kamis, 5 Desember 2024 13:46 Wib
Jumlah pemilih Pilkada Jateng 2024 capai 28.427 616 orang
Minggu, 22 September 2024 17:37 Wib
Menag berharap Paus Fransiskus saksikan baiknya keberagamaan di Indonesia
Selasa, 3 September 2024 14:17 Wib
KPU Jateng: Pilgub maksimal bisa diikuti sembilan pasangan
Senin, 26 Agustus 2024 14:53 Wib
Ada 103 TPS khusus Pilkada 2024 di Jateng
Jumat, 16 Agustus 2024 21:43 Wib
Coklit data pemilih Jateng Pilkada 2024 capai 90 persen
Sabtu, 13 Juli 2024 18:52 Wib
KPU Jateng sebut warga antusias urus pindah memilih
Selasa, 16 Januari 2024 20:50 Wib
KPU Jateng : Mayoritas bacaleg belum lampirkan surat keterangan PN
Senin, 10 Juli 2023 22:26 Wib