Kebumen, ANTARA JATENG - Angka kemiskinan di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, pada 2018 ditargetkan turun menjadi 14,7 persen atau hingga 5,74 persen dari angka kemiskinan 2015 yang mencapai 20,44 persen.
"Angka kemiskinan tersebut menempatkan Kabupaten Kebumen sebagai kabupaten/kota termiskin kedua di Jawa Tengah," kata Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pada Musrenbangwil kabupaten/kota eks Keresiden Kedu di Kebumen, Selasa.
Kebumen itu unik, katanya angka kemiskinannya tinggi, tetapi pertumbuhan ekonominya juga tertinggi di eks Keresidenan Kedu. Bahkan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah.
Ia menuturkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kebumen pada 2015 mencapai 6,29 persen. Jauh lebih tinggi dari kabupaten tetangga, yakni Purworejo dan Wonosobo 5,12 persen, Temanggung (5,17), Magelang (5,98) Kota Magelang (5,07). Sedangkan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah sebesar 5,4 persen.
Ia mengatakan, Kabupaten Wonosobo masih memegang rekor sebagai kabupaten termiskin di eks Keresidenan Kedu dan di Jawa Tengah. Angka kemiskinan di kabupaten ini mencapai 21,45 persen, disusul Kebumem sebanyak 20,44 persen.
Kemudian Purworejo 14,27 persen, Magelang (13,07), Temanggung (11,76) dan Kota Magelang (9,05). Sedangkan angka kemiskinan di Jawa Tengah mencapai 23,58 persen.
"Wonosobo dan Kebumen tidak usah berkecil hati. Hal ini akan menjadi fokus kita, program apa yang mestinya akan dibuat," katanya.
Menurut Ganjar, salah satu indikator kemiskinan adalah kondisi rumah tidak layak huni (RTLH). Guna mengatasi hal tersebut tidak dapat hanya mengandalkan APBD baik provinsi maupun kabupaten/kota.
"Kita harus kreatif, bisa mencari CSR. Ada juga Baznas atau lembaga keagamaan lainnya," katanya.
Selain itu, pihaknya juga mendorong perbankan mau menyediakan kredit untuk warga miskin yang dikhususkan untuk membangun RTLH.
Musrenbangwil yang diberi tajuk Rembug Bareng Gubernur Jawa Tengah ini diikuti bupati/walikota dan stakeholder dari Kabupaten Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Magelang, Temanggung dan Kota Magelang.
Musrenbangwil ini dimaksudkan untuk menjembatani perencanaan strategis jangka Menengah dengan perencanaan dan penganggaran tahunan.
Pada kegiatan tersebut setiap kepala daerah menyampaikan laporan terkait rencana pembangunan dan permasalahan yang sedang dihadapi di daerahnya masing-masing. Rata-rata permasalahan yang dihadapi yakni masalah kemiskinan, infrastruktur jalan yang belum baik, kesehatan dan pendidikan.
Bupati Kebumen Mohammad Yahya Fuad menyampaikan sejumlah program unggulan untuk mengentaskan kemiskinan, antara lain, pembangunan jalan lintas utara yang melewati lima kecamatan. Akses baru tersebut diharapkan dapat menurunkan angka kemiskinan, selama ini Kebumen wilayah utara menjadi lumbung masyarakat miskin.
"Jalan ini dibangun sepanjang 67,5 kilometer yang sudah dimulai pada akhir 2016 dan diharapkan akhir 2018 selesai. Jika jalan ini selesai maka tingkat kemiskinan di utara cepat berkurang," katanya.
Ia mengatakan, mulai tahun ini Pemkab Kebumen juga merintis kawasan industri di wilayah selatan. Pihaknya sudah menyiapkan lahan seluas 175 hektare.
Ia menuturkan terkait dengan RTLH, pihaknya meminta Pemprov Jawa Tengah memberikan bantuan sebanyak 1.320 unit untuk masyarakat Kabupaten Kebumen. Jumlah tersebut 40 persen dari keseluruhan anggaran RTLH yang ada di Kabupaten Kebumen. Kabupaten Kebumen pada 2017 mengalokasikan anggaran untuk 3.300 RTLH.