Ankara, ANTARA JATENG - Dua warga China asal Uighur ditangkap pada Jumat karena dicurigai mempunyai hubungan dengan penembakan massal di sebuah klub malam Istanbul pada perayaan malam tahun baru, menurut kantor berita negara Anadolu.
Dua tersangka, Omar Asim dan Abuliezi Abuduhamiti, yang berwarganegara China, tetap berada dalam tahanan dengan tuduhan menjadi anggota organisasi teroris bersenjata, dan membantu dalam pembunuhan 39 orang.
Pemerintah Turki pekan lalu mengatakan orang yang membunuh 39 orang dalam serangan terhadap sebuah klub malam Istanbul mungkin berasal dari etnis Uighur.
ISIS yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu mengatakan itu adalah pembalasan atas keterlibatan militer Turki di Suriah.
Kantor berita Anadolu juga mengatakan sejauh ini 35 orang telah ditahan dalam kaitannya dengan serangan itu. Warga Uighur di antara mereka yang ditahan, kata laporan media lokal.
Uighur adalah wilayah yang sebagian besar warganya adalah Muslim, kelompok minoritas yang berbahasa Turki di China bagian barat dengan masyarakat diaspora yang secara signifikan tersebar di Asia Tengah dan Turki.
Tersangka tersebut, yang tidak diumumkan namanya oleh pihak berwenang, memasuki klub malam eksklusif Reina, melepaskan tembakan dengan menggunakan senapan otomatis, melemparkan granat kejut untuk memberi waktu mengisi ulang senapan dan menembak korban yang terluka.
Di antara mereka yang tewas dalam serangan itu adalah warga Turki dan pengunjung dari beberapa negara Arab, India dan Kanada.
Insiden itu mengingatkan orang pada serangan oleh penyerang-penyerang di tempat pertunjukan musik Bataclan Paris pada November 2015, yang bersama dengan serangan-serangan terhadap bar-bar dan rumah-rumah makan, membunuh 130 orang.
Dewan Keamanan (DK) PBB mengutuk serangan tersebut.
"Anggota Dewan Keamanan mengutuk dengan sekeras-kerasnya serangan kejam dan barbar tersebut di satu klub malam di Istanbul, pada 1 Januari," kata pernyataan pers Dewan Keamanan.
"Mereka menyampaikan belasungkawa dan simpati mereka yang paling dalam kepada keluarga korban dan Pemerintah Turki dan mendoakan cepat pulih sepenuhnya mereka yang cedera," kata pernyataan tersebut.
Anggota Dewan Keamanan kembali menegaskan bahwa terorisme dalam segala bentuk dan wujudnya merupakan salah satu ancaman paling serius bagi keamanan dan perdamaian internasional, kata pernyataan itu.
Anggota Dewan Keamanan menegaskan perlunya untuk menyeret para pelaku, pengatur, penyandang dana dan penaja aksi kejam itu ke pengadilan dan mendesak semua negara, sejalan dengan kewajiban internasional mereka berdasarkan hukum internasional dan resolusi terkait Dewn Keamanan, untuk bekerjasama secara aktif dengan Pemerintah Turki dan semua pemerintah terkait sehubungan dengan itu.
Anggota Dewan Keamanan kembali menyatakan "setiap tindakan terorisme adalah kejahatan dan tak bisa dibenarkan" tak peduli apa pun alasannya, di mana pun, kapan pun terjadinya dan siapa pun pelakunya.
Pernyataan tersebut juga mengatakan Dewan Keamanan kembali menegaskan perlunya bagi semua negara untuk memerangi dengan segala cara, sejalan dengan Piagam PBB dan kewajiban lain internasional, termasuk hukum internasional mengenai hak asasi manusia, hukum pengungsi internasional dan hukum kemanusiaan internasional, ancaman bagi keamanan dan perdamaian internasional yang ditimbulkan oleh aksi teror semacam itu, demikian Reuters.
Berita Terkait
Bukber di Hotel Aruss Semarang berkesempatan liburan ke Turki
Minggu, 17 Maret 2024 21:42 Wib
Turki diguncang bom
Minggu, 1 Oktober 2023 19:26 Wib
Tujuh UMK binaan PLN asal Gunung Kidul tembus pasar Turki
Sabtu, 23 September 2023 11:01 Wib
Dwiyoko kalah dramatis di perempat final Para Badminton International
Sabtu, 9 September 2023 7:00 Wib
Pria Suriah diselamatkan dari reruntuhan gempa lebih tiga bulan
Kamis, 18 Mei 2023 15:26 Wib
Pengusaha asal Kota Batman lirik potensi investasi di Kota Pekalongan
Selasa, 21 Februari 2023 16:20 Wib
Ronaldo Kwateh gabung klub kasta kedua liga domestik Turki
Jumat, 17 Februari 2023 7:31 Wib
Pemprov Jateng siapkan bantuan untuk korban gempa di Turki dan Suriah
Kamis, 9 Februari 2023 12:24 Wib