Diprotes Warga, DPP Surakarta Janjikan Perbaikan IPAL
Solo, Antara Jateng - Dinas Pengelola Pasar (DPP) Pemkot Surakarta menjanjikan perbaikan intalasi pengolahan air limbah (IPAL) di Pasar Ayam Semanggi, menyusul adanya protes dari warga bahwa limbah dibuang langsung ke saluran warga sehingga menimbulkan bau tidak sedap.
"IPAL Pasar Ayam memang belum maksimal dan limbah yang keluar masih bau. Kami akan upayakan perbaikan dan sudah mengundang konsultan perencananya untuk membahas masalah ini," kata Kepala DPP Pemkot Surakarta Subagiyo di Solo, Selasa.
Ia berharap limbah yang keluar dan masuk ke saluran warga itu sudah bersih dan tidak mengeluarkan bau menyengat karena selama ini perilaku pedagang ayam yang menyembelih itu tidak tertib sesuai dengan peraturan.
Dikatakannya, masih ada potongan daging mesti kecil-kecil dan bulu ayam kecil yang ikut terbuang atau air darah yang lama-lama membusuk dan membuat alirannya tersumbat.
"Hal ini sudah kami pahami bersama dengan pedagang untuk sama-sama menjaga. Memang perilaku pedagang itu tidak tertib, tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP), jadi air yang masuk ke saluran itu air darah," katanya.
Ia mengatakan petugas pun lalai untuk melakukan pembinaan dan pengawasan di lapangan. Puncaknya itu saat lebaran kemarin yang banyak aktivitas pemotongan, limbahnya pun cukup banyak.
Dikatakannya, warga sekitar pun banyak yang protes sehingga berupaya untuk menindaklanjuti dengan lebih lanjut salah satunya dengan mengoptimalkan penyaringan sebelum limbah dibuang ke IPAL, memang untuk salurannya itu belum terpisah masih menyatu dengan warga.
"Ya jadi penyebabkan itu sudah ditemukan dan dikomunikasikan dengan warga ataupun pedagang. Kita upayakan penyaringan air dengan optimal agar air yang dibuang itu sudah bisa bersih, jadi sudah aman dan bisa dibuang ke Kali Wingko," katanya.
Perbaikan sementara sudah dilakukan, dari pedagang dengan membersihkan saluran di sekitar rumah pemotongan unggas (RPU) dan menempatkan petugas dari Pemkot di IPAL untuk mengawasi.
Lalu menyiapkan kontainer untuk mengambil sisa-sisa bulu agar tidak mengalir ke saluran limbah. "Ini cara-cara kita untuk mengantisipasi dan sudah dilakukan tiga hari lalu. Hasilnya sudah tidak bau lagi limbah yang masuk ke saluran," katanya.
"IPAL Pasar Ayam memang belum maksimal dan limbah yang keluar masih bau. Kami akan upayakan perbaikan dan sudah mengundang konsultan perencananya untuk membahas masalah ini," kata Kepala DPP Pemkot Surakarta Subagiyo di Solo, Selasa.
Ia berharap limbah yang keluar dan masuk ke saluran warga itu sudah bersih dan tidak mengeluarkan bau menyengat karena selama ini perilaku pedagang ayam yang menyembelih itu tidak tertib sesuai dengan peraturan.
Dikatakannya, masih ada potongan daging mesti kecil-kecil dan bulu ayam kecil yang ikut terbuang atau air darah yang lama-lama membusuk dan membuat alirannya tersumbat.
"Hal ini sudah kami pahami bersama dengan pedagang untuk sama-sama menjaga. Memang perilaku pedagang itu tidak tertib, tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP), jadi air yang masuk ke saluran itu air darah," katanya.
Ia mengatakan petugas pun lalai untuk melakukan pembinaan dan pengawasan di lapangan. Puncaknya itu saat lebaran kemarin yang banyak aktivitas pemotongan, limbahnya pun cukup banyak.
Dikatakannya, warga sekitar pun banyak yang protes sehingga berupaya untuk menindaklanjuti dengan lebih lanjut salah satunya dengan mengoptimalkan penyaringan sebelum limbah dibuang ke IPAL, memang untuk salurannya itu belum terpisah masih menyatu dengan warga.
"Ya jadi penyebabkan itu sudah ditemukan dan dikomunikasikan dengan warga ataupun pedagang. Kita upayakan penyaringan air dengan optimal agar air yang dibuang itu sudah bisa bersih, jadi sudah aman dan bisa dibuang ke Kali Wingko," katanya.
Perbaikan sementara sudah dilakukan, dari pedagang dengan membersihkan saluran di sekitar rumah pemotongan unggas (RPU) dan menempatkan petugas dari Pemkot di IPAL untuk mengawasi.
Lalu menyiapkan kontainer untuk mengambil sisa-sisa bulu agar tidak mengalir ke saluran limbah. "Ini cara-cara kita untuk mengantisipasi dan sudah dilakukan tiga hari lalu. Hasilnya sudah tidak bau lagi limbah yang masuk ke saluran," katanya.