Tokyo, Antara Jateng - Gempa berkekuatan 7,3 skala Richter mengguncang
Jepang selatan pada Sabtu dini hari dan menewaskan setidaknya enam orang
serta meruntuhkan bangunan-bangunan, kata laporan media.
Gempa hebat itu terjadi satu hari setelah gempa lainnya, yang hingga menewaskan sembilan orang di wilayah sama.
Pihak berwenang memperingatkan adanya kerusakan di wilayah tersebut
sementara laporan berdatangan soal sejumlah orang yang terjebak di
bangunan-bangunan yang runtuh, serta kebakaran dan aliran listrik yang
terputus.
Para warga yang tinggal di dekat sebuah bendungan diminta untuk
mengungsi karena bendungan dikhawatirkan akan ambruk, kata laporan NHK.
Gempa Sabtu memicu dikeluarkannya peringatan tsunami, kendati
kemudian dicabut dan tidak ada keanehan yang dilaporkan di tiga reaktor
nuklir di wilayah tersebut, kata seorang pejabat tinggi pemerintahan.
Orang-orang, yang masih belum pulih dari kekagetan karena gempa
Kamis, berlarian ke jalanan setelah getaran terjadi pada Sabtu pukul
01.25 waktu setempat.
Kebakaran terjadi di sebuah bangunan, yang tampaknya adalah
apartemen, di kota Yatshushiro, sementara sejumlah orang terjebak di
sebuah rumah panti jompo di kota Mashiki, demikian menurut NHK.
NHK melaporkan ada enam orang meninggal dunia. Sebanyak 760 orang
dirawat di rumah-rumah sakit, namun angka itu termasuk "orang-orang yang
merasa tidak enak badan". Jadi, belum diketahui secara jelas berapa
jumlah orang yang mengalami luka-luka.
Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga mengatakan hampir 80 orang diyakini terjebak atau terkubur di bawah reruntuhan.
Tim-tim tambahan akan dikirimkan untuk membantu. Jumlah petugas penyelamat hingga Sabtu diharapkan mencapai 15.000 orang.
Selain itu, lebih banyak petugas kepolisian, pemadam kebakaran dan medis, juga akan dikerahkan, ujarnya.
Pusat gempa berada di dekat kota Kumamoto dan tercatat di kedalaman
10 kilometer, kata badan geologi Amerika Serikat, U.S. Geological
Survey.
Hampir sekitar 200.000 keluarga kehilangan aliran listrik.
Perdana Menteri Shinzo Abe, saat tiba di kantornya, mengatakan
kepada para wartawan bahwa pemerintah sedang melakukan berbagai upaya
untuk menaksir kerusakan, melakukan penyelamatan, pemulihan dan
mengumpulkan informasi akurat mengenai para warga negaranya.
Badan Meteorologi Jepang pada awalnya menyebut gempa Sabtu
berkekuatan 7,1 skala Richter, namun kemudian memperbaiki data mereka
menjadi 7, 3 SR.
Media melaporkan jaringan transportasi di wilayah itu mengalami
kerusakan. Satu terowongan ambruk, jalanan tertutup longsor dan layanan
kereta api terganggu.
Bandar udara Kumamoto juga ditutup, demikian laporan Reuters.