"Pada tahap awal ini kami meluncurkan jagung untuk OP sejumlah 200 ton. Ini untuk memenuhi kebutuhan para peternak skala UMKM dan pabrik pakan, yaitu sebanyak 26 peternak," kata Wakil Kepala Bulog Divisi Regional Jawa Tengah Sopran Kenedy di Semarang, Senin.
Ke depan, kata dia, akan lebih banyak lagi peternak UMKM dan pabrik pakan yang membutuhkan operasi pasar tersebut.
"Operasi pasar (OP) ini kami lakukan hingga harga daging ayam dan telur lebih stabil karena kenaikan harga untuk daging ayam dan telur ini akibat mulai berkurangnya pasokan pakan karena harga jagung yang lebih tinggi," katanya.
Ia memprediksikan jadwal panen untuk jagung di Jawa Tengah sekitar Maret--April. Oleh karena itu, pihaknya berharap hingga momentum panen raya tersebut Bulog dapat memenuhi kebutuhan peternak dengan harga Rp3.600/kg up gudang Bulog.
Untuk mekanisme pembelian harga jagung di gudang Bulog sendiri, yaitu dari peternak UMKM atau pabrik pakan mengajukan "purchase order" (PO) ke Bulog. Isinya mengenai permintaan beserta alokasi yang dibutuhkan.
"Mereka juga wajib melampirkan nomor pokok wajib pajak (NPWP), kemudian surat pernyataan bahwa jagung OP ini tidak akan dijual atau untuk kepentingan pihak-pihak lain dan memang benar untuk peternak," katanya.
Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan para peternak ke depan, setiap bulan Bulog akan melakukan impor jagung sebanyak 30 persen dari total kebutuhan jagung secara nasional.
"Sebanyak 30 persen ini sama dengan 200.000 ton/bulan. Mengenai kebutuhan impor di Jawa Tengah, kami sudah berkoordinasi dengan instansi terkait, di antaranya Dinas Pertanian dan Dinas Peternakan untuk memperoleh informasi secara pasti," katanya.
Ia juga berupaya berkoordinasi terkait dengan monitor bahwa jagung OP ini harus sampai kepada peternak dengan benar, tidak ada penyimpangan, atau dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.