Jalur Integrasi Terminal-Stasiun di Solo Segera Dibangun
Jalur tersebut direncanakan mulai dibangun April, kata Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Pemkot Surakarta Yosca Herman Soedradjad di Solo, Jumat.
Ia mengatakan selama ini realisasi pembangunan jalur tersebut terkendala masalah nonteknis. 'Detail engineering design' (DED) harus direvisi beberapa kali agar lahan warga yang terkena proyek bisa berkurang.
Ia mengatakan belum lagi proyek tersebut harus dikoordinasikan dengan beberapa instansi lain seperti Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan PT Telkom.
"Ya tapi informasi dari pemerintah pusat, saat ini persiapan pembangunan jalur penghubung itu hampir selesai. Lelang akan dilakukan oleh pemerintah pusat pada Maret sehingga April pengerjaannya bisa dimulai," katanya.
Rencananya, pembangunan jalur integrasi tersebut berlangsung selama enam bulan. Proyek berbiaya Rp22 miliar itu akan membangun jembatan penghubung terminal dan stasiun sepanjang 460 meter, dengan lebar bervariasi antara tiga hingga enam meter, sesuai konstruksi jalan kampung di bawahnya.
Ia mengatakan rencana pembangunan jalur integrasi tersebut mencuat sejak 2014. Jembatan penghubung Terminal Bus Tirtonadi Solo menuju Stasiun Kereta Api Solo Balapan diharapkan mampu memudahkan integrasi pengguna bus dan kereta api (KA).
Dikatakan sejauh ini integrasi antarmoda di terminal dan stasiun tersebut belum tergarap dengan baik. Penumpang bus yang ingin melanjutkan perjalanan menggunakan kereta api (KA) atau sebaliknya, cenderung memanfaatkan jasa becak, ojek maupun taksi.
"Jika nantinya jembatan ini selesai dibangun, kami juga akan menyediakan moda transportasi khusus, untuk melayani penumpang dari terminal ke stasiun atau sebaliknya," katanya.
Ia mengatakan selama ini realisasi pembangunan jalur tersebut terkendala masalah nonteknis. 'Detail engineering design' (DED) harus direvisi beberapa kali agar lahan warga yang terkena proyek bisa berkurang.
Ia mengatakan belum lagi proyek tersebut harus dikoordinasikan dengan beberapa instansi lain seperti Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan PT Telkom.
"Ya tapi informasi dari pemerintah pusat, saat ini persiapan pembangunan jalur penghubung itu hampir selesai. Lelang akan dilakukan oleh pemerintah pusat pada Maret sehingga April pengerjaannya bisa dimulai," katanya.
Rencananya, pembangunan jalur integrasi tersebut berlangsung selama enam bulan. Proyek berbiaya Rp22 miliar itu akan membangun jembatan penghubung terminal dan stasiun sepanjang 460 meter, dengan lebar bervariasi antara tiga hingga enam meter, sesuai konstruksi jalan kampung di bawahnya.
Ia mengatakan rencana pembangunan jalur integrasi tersebut mencuat sejak 2014. Jembatan penghubung Terminal Bus Tirtonadi Solo menuju Stasiun Kereta Api Solo Balapan diharapkan mampu memudahkan integrasi pengguna bus dan kereta api (KA).
Dikatakan sejauh ini integrasi antarmoda di terminal dan stasiun tersebut belum tergarap dengan baik. Penumpang bus yang ingin melanjutkan perjalanan menggunakan kereta api (KA) atau sebaliknya, cenderung memanfaatkan jasa becak, ojek maupun taksi.
"Jika nantinya jembatan ini selesai dibangun, kami juga akan menyediakan moda transportasi khusus, untuk melayani penumpang dari terminal ke stasiun atau sebaliknya," katanya.