"Mereka mencatat bahwa kurang lebih 52 sungai strategis di Indonesia keadaannya tercemar. Bahkan, kondisinya rusak," katanya saat memberi sambutan dalam pembukaan Festival Serayu Banjarnegara (FSB) II Tahun 2015 dan KSI di Balai Budaya Selamanik, Banjarnegara, Rabu (26/8).
Oleh karena itu, kata dia, para pemangku sungai mengajak untuk berembuk guna mencari apa yang harus dilakukan terhadap sungai-sungai itu.
Menurut dia, untuk mencari momentum yang tepat pada saat itu tidak cukup mudah.
"Lalu kontribusi dari teman-teman dari banyak daerah di Indonesia menyampaikan kepada kita pengalaman masing-masing di tempat masing-masing, ternyata tidak mudah," katanya.
Terkait hal itu, dia mengatakan bahwa pihaknya mulai mengajak para pemangku sungai untuk bertemu dan membicarakan permasalahan sungai.
Menurut dia, pada awalnya banyak yang pesimistis untuk membicarakan permasalahan sungai itu.
Kendati demikian, dia mengatakan bahwa pihaknya terus memberi dorongan agar mereka tidak pesimistis dengan berkaca terhadap berbagai pengalaman, salah satunya terkait Sungai Code di Yogyakarta.
"Code ini bukan hanya problem fisik saja tetapi juga problem budaya," katanya.
Menurut dia, pengalaman terkait Sungai Code itu sangat menarik karena "3M" dalam membuat bangunan atau rumah, yakni mundur dari sempadan sungai, "munggah" (naik) yang berarti tidak boleh lagi membangun bangunan secara horisontal melainkan vertikal, dan "madhep" (menghadap) yang artinya harus mengadap sungai.
Ia mengatakan jika bangunan itu membelakangi sungai, perilaku manusia akan membuat sungai menjadi sampah.
"Kalau kita lihat, tidak hanya soal pencemaran tetapi polusi juga ada di situ (sungai, red.), kasur ada di situ, kadang-kadang anjing mati juga ada di situ. Perlakuan kita terhadap sungai akan mempengaruhi kondisi sungai itu sendiri," katanya.
Lebih lanjut, Ganjar mengajak momentum Kongres Sungai Indonesia itu dijadikan momentum yang luar biasa dalam membahas permasalahan sungai.
Ia mengharapkan kongres tersebut dapat mengeluarkan rekomendasi yang implementatif terkait upaya penyelamatan sungai.
"Mudah-mudahan ini menjadi awal yang baik," katanya.
Kegiatan KSI dalam FSB II Tahun 2015 diikuti sekitar 600 delegasi atau pemangku sungai besar dari berbagai daerah di Indonesia.
Berita Terkait
Akhmad Munir : PWI harus jadi komunitas pers berwibawa
Sabtu, 2 September 2023 14:27 Wib
Kongres Nasional Perempuan usulkan syarat pengembangan kepemimpinan
Sabtu, 26 Agustus 2023 17:01 Wib
Wali Kota Semarang buka kesempatan perempuan berperan di pemerintahan
Jumat, 25 Agustus 2023 14:22 Wib
Inilah lima tema besar Kongres Perempuan Nasional di Semarang
Selasa, 22 Agustus 2023 0:44 Wib
Perempuan Indonesia bakal konsolidasi di Semarang
Selasa, 15 Agustus 2023 18:59 Wib
China alokasikan Rp3,4 kuadriliun untuk anggaran pertahanan tahun 2023
Minggu, 5 Maret 2023 14:39 Wib
Erick Thohir sebut perlu kekompakan bangun sepak bola Indonesia
Minggu, 22 Januari 2023 7:29 Wib
Ganjar akui agenda KUPI selaras dengan program Pemprov Jateng
Rabu, 23 November 2022 18:55 Wib