"Ada lebih dari seribu pendaftar tahun ini dari sekolah menengah pertama (SMP) dan sederajat se-Jateng," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMK Negeri Jateng Sulistyo di Semarang, Senin.
Ia menyebutkan pelaksanaan tes tahap pertama diikuti sebanyak 1.160 siswa yang mengujikan empat mata pelajaran, yakni Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Pelaksanaan tes tahap pertama, kata dia, berlangsung secara serentak di enam lokasi, yakni Kota Semarang, Kabupaten Pati, Kota Surakarta, Magelang, Purwokerto, dan Tegal.
"Untuk tes di Semarang dan Pati ada di kampus SMK Negeri Jateng, sementara lainnya, SMK Negeri 2 Surakarta, SMK Negeri 1 Magelag, SMK Negeri 2 Purwokerto, dan SMK Negeri 1 Adiwerna Tegal," katanya.
Kampus SMK Negeri Jateng, kata dia, berada di dua lokasi, yakni Semarang dan Pati yang terbagi berdasarkan program keahlian, yakni lima program keahlian di Semarang dan Pati ada dua program keahlian.
Kampus SMK Negeri Jateng di Semarang menyediakan program keahlian Teknik Permesinan, Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Otomasi Industri, Teknik Konstruksi Batu Bata, dan Teknik Mekatronika.
"Dua program keahlian di SMK Negeri Jateng di Pati, yakni Teknik Pengolahan Hasil Pertanian dan Teknik Perbaikan Bodi Otomotif," katanya.
Menurut dia, pelaksanaan penerimaan peserta didik (PPD) di SMK Negeri Jateng memang mendahului sekolah-sekolah lain karena sekolah gratis ini merupakan vokasi unggulan milik Pemerintah Provinsi Jateng.
"Siswa-siswi yang bersekolah di sini adalah mereka yang berasal dari keluarga miskin, namun berprestasi. Makanya, proses seleksinya cermat dan kompetitif untuk memeroleh bibit-bibit unggul," katanya.
Meski baru berumur dua tahun, kata Sulistyo, sekolah vokasi satu-satunya yang dimiliki oleh pemerintah setingkat provinsi dan dibiayai melalui APBD Jateng ini diminati banyak pendaftar.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jateng Nur Hadi Amiyanto mengakui peningkatan peminat di SMK Negeri Jateng, dari tahun lalu hanya ada 750 pendaftar, sementara tahun ini ada 1.160 pendaftar.
"Mereka yang bersekolah di sini (SMK Negeri Jateng) diberikan beasiswa penuh selama tiga tahun, mulai biaya hidup, makan, keperluan sekolah, seperti seragam, tas, sepatu. Makanya, gratis," katanya.
Pendirian SMK Negeri Jateng, kata Nur Hadi, merupakan komitmen Pemprov Jateng untuk mewujudkan provinsi vokasi dan memutus mata rantai kemiskinan, yakni melalui penyelenggaraan pendidikan.