Solo (ANTARA) - Artis Celine Evangelista mengakui tidak gampang menjadi sinden profesional meski ia telah berlatih hingga berbulan-bulan untuk film terbarunya Danyang Wingit Jumat Kliwon.
“Ini tantangan besar bagi saya menjadi sinden,” katanya di sela promo film di Solo Grand Mal, Jawa Tengah, Jumat.
Ia mengatakan telah berbulan-bulan berlatih menjadi seorang sinden mengingat pada film ini ia berperan sebagai sinden.
“Bagi saya waktu berbulan-bulan kurang cukup. Memang untuk menjadi sinden profesional butuh waktu sejak kecil. Ini tantangan terbaru bagi saya,” katanya.
Meski begitu, ia tidak ragu memainkan perannya karena ia mengaku menyukai tantangan baru.
“Saya suka tantangan. Saya sudah menjadi komedian, nyanyi, sebagai bintang iklan. Yang paling sulit jadi sinden ini,” katanya.
Melalui film terbarunya ia mengajak anak-anak muda untuk kembali menyukai seni tradisional wayang kulit karena merupakan bagian dari budaya Indonesia.
“Melalui film ini sebenarnya kami bukan ingin menakut-nakuti penonton dengan wayang kulit, tapi kami ingin mengangkat budaya wayang kulit yang di zaman modern ini mulai dilupakan anak-anak zaman sekarang,” katanya.
Ia mengatakan melalui film itu wayang kulit dibuat dengan versi yang lebih modern dengan mengangkat cerita rakyat.
Sementara itu, Danyang Wingit Jumat Kliwon merupakan film bergenre horor ideologis persembahan Khanza Film Entertainment. Film tersebut disutradarai dan diproduseri oleh Agus Riyanto dengan naskah karya Dirmawan Hatta. Film ini tayang perdana di bioskop pada 20 November.
Film ini berlatar dunia pedalangan Jawa yang mengupas ambisi seorang dalang memburu hidup abadi melalui ritual terlarang.
Kisahnya berpusat pada Ki Mangun Suroto (Whani Darmawan), maestro dalang karismatik yang menempuh ilmu-ilmu kuno demi memperkaya diri dan menembus kematian.
Tahun 2021, Citra (Celine Evangelista) keponakan Mbok Ning (Djenar Maesa Ayu), asisten setia Ki Mangun direkrut sebagai sinden baru di padepokan. Di balik panggilan seni itu, Citra diam-diam ditetapkan sebagai tumbal terakhir untuk ritual keabadian.
Demi upah yang ia harapkan untuk membantu pengobatan adiknya, Dewi (Aisyah Kanza), Citra bertahan meski teror gaib makin menyesakkan.
Kecurigaan Bara (Fajar Nugra), salah satu penjaga padepokan kian menguat. Alih-alih berpangku tangan, ia memilih menentang majikannya dan berupaya menyelamatkan Citra, sebuah keputusan berisiko yang memacu mereka berpacu melawan waktu menuju puncak ritual Gerhana Bulan Merah yang bertepatan dengan malam keramat Jumat Kliwon.