Solo (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) berhasil mempertahankan posisi di Times Higher Education (THE) World University Rankings 2026 atau THE WUR 2026 sebagai kampus swasta dan Islam terbaik nasional.
Wakil Rektor V UMS Prof. Supriyono, Ph.D., di Solo, Jawa Tengah, Sabtu mengatakan dengan poin keseluruhan 27.3-32.0, UMS memposisikan diri pada peringkat dunia 1201-1500 dan menjadi Kampus Islam Terbaik pertama se-Indonesia.
Selain itu, UMS juga menjadi kampus swasta terbaik se-Indonesia bersama dengan Binus University.
Perolehan poin tersebut juga membersamai sebagai kampus terbaik ketiga dengan perguruan tinggi negeri lainnya seperti Universitas Gadjah Mada, Insitut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, dan beberapa kampus lainnya.
"UMS tahun ini dalam THE WUR masih menempati posisi yang sama baik secara global kita masih di posisi 1200+, dan dari sisi perguruan tinggi swasta kita masih terbaik di Indonesia," katanya.
Lima indikator yang digunakan untuk pemeringkatan THE WUR adalah teaching, research environment, research quality, industry, dan international outlook. UMS kembali unggul dengan research quality dengan skor 60.5. Dengan skor ini, UMS menjadi kampus dengan kualitas riset paling unggul se-Indonesia.
"Quality research kami jauh di atas rata-rata perguruan tinggi di Indonesia," kata Supriyono.
Ia mengaku terdapat strategi khusus untuk mencapainya, karena riset bukanlah hal yang instan dan bisa dicapai dalam waktu singkat. Baginya, riset yang berdampak itu adalah pelan tapi pasti.
"Ini disumbang oleh periset-periset UMS yang memang sudah fokus pada bidang tertentu dan sudah berjalan lama. Sehingga memberikan dampak sitasi yang cukup banyak," ungkap Wakil Rektor V UMS itu.
Unggulnya kualitas riset UMS merupakan perjalanan panjang yang memang sudah direncanakan. Dalam rencana strategis, publikasi-publikasi periset di UMS harus masuk di jurnal-jurnal dengan dampak sitasi yang cukup bagus.
Ia mengatakan masih ada ruang-ruang perbaikan seperti pada kualitas pembelajaran. Dia menggarisbawahi perlu memperhatikan rasio dosen dan mahasiswa. Kemudian untuk research environment, perbaikan yang dilakukan UMS adalah menumbuhkan pusat-pusat riset sehingga akan memberikan lingkungan riset yang bagus.
Di samping itu, masih perlu adanya dukungan pendanaan kepada pusat riset tersebut untuk membangun kapasitas dan model.
“Ini perlu kita buat strategi sedemikian sehingga pendanaan-pendanaan itu bisa mandiri," tambahnya.
Ia meyakini dengan capaian ini masih perlu untuk ditingkatkan meskipun kualitas riset UMS sudah unggul.
"Indikator-indikator yang lain itu masih banyak ruang untuk bisa kita perbaiki. Tentunya kami berharap untuk ke depannya kami akan meningkatkan posisi UMS di tingkat dunia," katanya.