Solo (ANTARA) - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menunjukkan komitmennya dalam menjawab tantangan pendidikan inklusif di Indonesia dengan mengembangkan game edukatif ZYLAND untuk siswa slow learner di sekolah inklusif.

Melalui Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM), tim lintas prodi yang diketuai oleh Vio Arvendha (PTI 2021) menghadirkan inovasi pembelajaran berupa game edukatif bernama ZYLAND yang dirancang khusus untuk meningkatkan kemampuan literasi numerasi siswa slow learner di SD Negeri Wiropaten Surakarta.

Program bertajuk LENTERA ZYLAND: Game Edukasi Inklusif Berbasis Computational Thinking ini diimplementasikan sebagai respons terhadap rendahnya capaian literasi numerasi di kalangan siswa dengan hambatan belajar. 

Berdasarkan Rapor Pendidikan Kemendikbud 2024, nilai rata-rata numerasi siswa di SD Negeri Wiropaten, khususnya pada domain bilangan dan aljabar, masih berada di bawah angka 45.

“Melalui observasi, kami menemukan adanya kesenjangan besar dalam pembelajaran literasi numerasi, terutama bagi siswa slow learner. Mereka membutuhkan media yang interaktif dan menyenangkan,” kata Vio, Jumat.

Menindaklanjuti hal tersebut, tim PKM-PM UMS melakukan kunjungan untuk berdiskusi secara intensif bersama mitra dalam merumuskan dan menyepakati solusi strategis. 

Dengan menggabungkan pendekatan joyful learning dan computational thinking, ZYLAND hadir sebagai permainan edukatif yang melatih logika, pemecahan masalah, serta kolaborasi. Game ini dilengkapi dengan teknologi Augmented Reality (AR) dan dirancang agar ramah untuk siswa berkebutuhan khusus.

Program ini, lanjutnya, secara langsung mengintegrasikan teknologi digital ke dalam proses pembelajaran inklusif melalui media game edukasi interaktif. 

“ZYLAND tidak sekadar bermain tetapi juga menjadi sarana belajar yang kontekstual. Siswa bisa belajar matematika sambil menyusun strategi, bekerja sama dalam tim, dan bahkan mendongengkan kembali cerita yang mereka baca dalam sesi Book Storytime,” katanya.

Program LENTERA ZYLAND terdiri dari beberapa sub-kegiatan seperti Menara Focus, Number Board, penggunaan flash card AR, hingga turnamen literasi dan numerasi berbasis game. Para guru juga dilibatkan dalam pelatihan pemanfaatan game edukatif agar program ini dapat berkelanjutan.

Kepala SD Negeri Wiropaten, menyambut baik inisiatif mahasiswa UMS. Tim juga menjalin sinergi dengan Dinas Pendidikan Kota Surakarta dan Pusat Layanan Disabilitas dan Pendidikan Inklusif (PLDPI) untuk mendukung keberlanjutan program. Dalam waktu dekat, mereka menargetkan model ini dapat direplikasi di sekolah inklusi lain di Kota Surakarta.

Vio berharap melalui program ini pendidikan tidak lagi bersifat satu arah dan seragam. 

“Setiap anak, termasuk siswa slow learner, berhak mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan, menantang, dan bermakna,” katanya.

Ia juga berharap program LENTERA ZYLAND tidak berhenti hanya sebagai proyek pengabdian tetapi juga dapat menjadi program berkelanjutan yang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh siswa, guru, dan sekolah.

“Harapan saya, program ini bisa memberikan dampak nyata, khususnya bagi siswa slow learner di SD Negeri Wiropaten. Semoga juga dapat terus dilanjutkan bahkan direplikasi di sekolah-sekolah lain. Tak hanya itu, kami berharap seluruh tim PKM-PM UMS bisa lolos hingga PIMNAS dan membawa nama baik universitas,” katanya.

Tim LENTERA ZYLAND terdiri dari Vio Arvendha (Pendidikan Teknik Informatika), Rahadatul Aisy Tsamarah Ilyas (Teknik Informatika), Suryani Elmaghfiroh (Teknik Informatika), Ryani Dewi Nuraini (Psikologi) dan Dhandy Hananthiyo Ardhy Putra (Teknik Informatika). Keberhasilan tim ini tidak lepas dari arahan dan dukungan dosen pendamping, Dr. Siti Azizah Susilawati, S.Si., M.P.

Program LENTERA ZYLAND yang lolos dan meraih pendanaan dari Kemendiktisaintek Tahun 2025 ini merupakan representasi nyata dari semangat Tridharma Perguruan Tinggi yang mengedepankan inovasi, kolaborasi, dan kebermanfaatan langsung di tengah masyarakat.


Pewarta : Aris Wasita
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2025