Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan bahwa asal mula munculnya api yang menyebabkan kebakaran di kawasan tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang kemungkinan dari gesekan ilalang.
"Penyebab secara jelas sekali belum diketahui. Namun, kalau menurut saksi mata, terjadi (api) dari alang-alang yang mungkin bergesekan, sehingga keluar api," kata Ita, sapaan akrabnya, di Semarang, Selasa.
Api yang membakar ilalang itu, kata dia, kemudian menghanguskan gubuk pemulung yang kosong, akhirnya api melompat ke tumpukan sampah yang kebetulan mengandung gas metana.
"Anginnya kan kenceng sekali di situ. Kena tumpukan sampah yang kebetulan isinya gas metana. Api menjalar dan membesar. Dalam dua jam saja sudah sampai membakar 1 hektare," katanya.
Kebakaran melanda kawasan TPA Jatibarang, Kota Semarang, Senin (18/9), dengan titik api pertama kali muncul di bekas TPA di bagian atas yang merembet ke bagian bawah.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang Nurkholis menyebutkan setidaknya luasan dua zona di TPA Jatibarang yang terbakar mencapai lima hektare.
Dua zona tersebut, zona satu merupakan bekas TPA sampah yang sudah tidak digunakan lagi dan zona bekas pabrik pupuk yang berada di bawahnya.
Hingga Senin malam, petugas Damkar gabungan dilaporkan masih berupaya memadamkan api, dan kondisi sudah memasuki tahap pendinginan pada Selasa sekitar pukul 04.00 WIB.
Dalam proses pemadaman kebakaran TPA Jatibarang, setidaknya ada 19 mobil pemadam kebakaran dari Damkar Kota Semarang maupun daerah lain dan truk-truk tangki air dari berbagai instansi dikerahkan.
Gesekan ilalang dan rumput liar yang menjadi pemicu kebakaran juga disampaikan Kepala Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang Endro P Martanto.
Selain faktor manusia, kata dia, kebakaran ilalang juga bisa disebabkan faktor alam, seiring dengan kondisi kering. "Kami kemarin melihat laporan, karena gesekan ilalang kering yang menimbulkan api. Kemarin, (kebakaran) di Wonosari, saya melihat titik apinya jauh dari tempat yang bisa dijangkau orang," katanya, Kamis (14/9).
"Penyebab secara jelas sekali belum diketahui. Namun, kalau menurut saksi mata, terjadi (api) dari alang-alang yang mungkin bergesekan, sehingga keluar api," kata Ita, sapaan akrabnya, di Semarang, Selasa.
Api yang membakar ilalang itu, kata dia, kemudian menghanguskan gubuk pemulung yang kosong, akhirnya api melompat ke tumpukan sampah yang kebetulan mengandung gas metana.
"Anginnya kan kenceng sekali di situ. Kena tumpukan sampah yang kebetulan isinya gas metana. Api menjalar dan membesar. Dalam dua jam saja sudah sampai membakar 1 hektare," katanya.
Kebakaran melanda kawasan TPA Jatibarang, Kota Semarang, Senin (18/9), dengan titik api pertama kali muncul di bekas TPA di bagian atas yang merembet ke bagian bawah.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang Nurkholis menyebutkan setidaknya luasan dua zona di TPA Jatibarang yang terbakar mencapai lima hektare.
Dua zona tersebut, zona satu merupakan bekas TPA sampah yang sudah tidak digunakan lagi dan zona bekas pabrik pupuk yang berada di bawahnya.
Hingga Senin malam, petugas Damkar gabungan dilaporkan masih berupaya memadamkan api, dan kondisi sudah memasuki tahap pendinginan pada Selasa sekitar pukul 04.00 WIB.
Dalam proses pemadaman kebakaran TPA Jatibarang, setidaknya ada 19 mobil pemadam kebakaran dari Damkar Kota Semarang maupun daerah lain dan truk-truk tangki air dari berbagai instansi dikerahkan.
Gesekan ilalang dan rumput liar yang menjadi pemicu kebakaran juga disampaikan Kepala Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang Endro P Martanto.
Selain faktor manusia, kata dia, kebakaran ilalang juga bisa disebabkan faktor alam, seiring dengan kondisi kering. "Kami kemarin melihat laporan, karena gesekan ilalang kering yang menimbulkan api. Kemarin, (kebakaran) di Wonosari, saya melihat titik apinya jauh dari tempat yang bisa dijangkau orang," katanya, Kamis (14/9).