Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menegaskan bahwa festival karnaval budaya merupakan salah satu upaya pemerintah daerah melestarikan budaya dan tradisi lokal yang diwariskan leluhur kepada generasi muda.
"Tentunya festival karnaval budaya ini juga menjadi ajang untuk memperkenalkan budaya lokal kepada khalayak, khususnya generasi muda di tengah perkembangan teknologi," kata Bupati Kudus Hartopo menanggapi pelaksanaan Festival Karnaval Budaya pada Minggu (10/9) malam di Alun-alun Kudus, Senin.
Dalam festival karnaval budaya tersebut, ditampilkan mulai dari sejarah bulusan, tradisi dandangan, gusjigang, dan tradisi lokal lain juga ikut dipertontonkan.
Menurut dia masyarakat harus kompak menggali budaya yang masih terpendam, kemudian merawat tradisi warisan para leluhur tersebut.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus Mutrikah menambahkan bahwa dalam festival budaya ini terdapat 22 kelompok seni yang berasal dari SMP serta perwakilan umum dari sembilan kecamatan.
"Kami memang ingin menampilkan nilai seni dan budaya lokal di Kabupaten Kudus menjadi kemasan pertunjukan pada Festival Budaya agar lebih dikenal masyarakat," ujarnya.
Ia mengungkapkan ide cerita yang dibawakan oleh masing-masing peserta berlatar budaya lokal Kudus, sehingga sejalan dengan upaya pemerintah dalam pemajuan kebudayaan sebagaimana Undang-Undang nomor 5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, dan Kabupaten Kudus yang ditindaklanjuti dengan Perda tentang Pemajuan Kebudayaan nomor 8/2021.
Seni dan budaya lokal yang ditampilkan, kata dia, ada kisah berlatar sejarah, legenda, seni, adat-istiadat, dongeng, dan mitologi yang ada di Kota Kudus.
Pelaksanaan festival karnaval budaya yang berlangsung Minggu (10/9) malam, mendapatkan sambutan meriah masyarakat yang memadati Alun-alun Kudus. Para peserta festival harus antre di sepanjang Jalan dokter Lukmonohadi untuk menampilkan kreasinya di depan panggung yang ada di Alun-alun Kudus.
Baca juga: Revitalisasi Balekambang diharapkan sinkron dengan peraturan
"Tentunya festival karnaval budaya ini juga menjadi ajang untuk memperkenalkan budaya lokal kepada khalayak, khususnya generasi muda di tengah perkembangan teknologi," kata Bupati Kudus Hartopo menanggapi pelaksanaan Festival Karnaval Budaya pada Minggu (10/9) malam di Alun-alun Kudus, Senin.
Dalam festival karnaval budaya tersebut, ditampilkan mulai dari sejarah bulusan, tradisi dandangan, gusjigang, dan tradisi lokal lain juga ikut dipertontonkan.
Menurut dia masyarakat harus kompak menggali budaya yang masih terpendam, kemudian merawat tradisi warisan para leluhur tersebut.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus Mutrikah menambahkan bahwa dalam festival budaya ini terdapat 22 kelompok seni yang berasal dari SMP serta perwakilan umum dari sembilan kecamatan.
"Kami memang ingin menampilkan nilai seni dan budaya lokal di Kabupaten Kudus menjadi kemasan pertunjukan pada Festival Budaya agar lebih dikenal masyarakat," ujarnya.
Ia mengungkapkan ide cerita yang dibawakan oleh masing-masing peserta berlatar budaya lokal Kudus, sehingga sejalan dengan upaya pemerintah dalam pemajuan kebudayaan sebagaimana Undang-Undang nomor 5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, dan Kabupaten Kudus yang ditindaklanjuti dengan Perda tentang Pemajuan Kebudayaan nomor 8/2021.
Seni dan budaya lokal yang ditampilkan, kata dia, ada kisah berlatar sejarah, legenda, seni, adat-istiadat, dongeng, dan mitologi yang ada di Kota Kudus.
Pelaksanaan festival karnaval budaya yang berlangsung Minggu (10/9) malam, mendapatkan sambutan meriah masyarakat yang memadati Alun-alun Kudus. Para peserta festival harus antre di sepanjang Jalan dokter Lukmonohadi untuk menampilkan kreasinya di depan panggung yang ada di Alun-alun Kudus.
Baca juga: Revitalisasi Balekambang diharapkan sinkron dengan peraturan