Kudus (ANTARA) - Universitas Muria Kudus (UMK) melakukan penandatanganan kerja sama dengan Muamalat Institute Jakarta sebagai bentuk dukungan terhadap program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang memberikan kesempatan mahasiswa praktik bekerja.
"Kerja sama dengan dunia industri dunia usaha ini dalam rangka melaksanakan program MBKM, yakni mahasiswa belajar di luar kampus," kata Rektor Universitas Muria Kudus Darsono, di Kudus, Jawa Tengah, Kamis.
Kedatangan Rektor UMK ke kantor Muamalat Institute di Kuningan, Jakarta didampingi oleh Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Pengembangan Achmad Hilal Madjdi, Ketua Lembaga Informasi Komunikasi dan Kerja Sama (LINFOKOM) Syafiul Muzid, dan Kabag Kerja Sama Dalam Negeri LINFOKOM Alif Catur Murti. Sedangkan dari pihak Muamalat Institute hadir langsung Direktur Eksekutif Muamalat Institute Anton Hendrianto beserta jajarannya.
Darsono berharap melalui kerja sama tersebut mahasiswa mampu memanfaatkan kesempatan belajar dari ahlinya dan langsung di lapangan. Mengingat salah satu program MBKM adalah magang kerja, yaitu mahasiswa belajar dengan melakukan praktik ilmu dan pengetahuannya secara langsung di dunia kerja.
Direktur Eksekutif Muamalat Institute Anton Hendrianto yang juga Head of Human Capital Strategy and Development Bank Muamalat Indonesia menyampaikan, kerja sama ini juga bisa untuk memperkuat ekosistem pendidikan dan meningkatkan kualitas sumber daya insani yang berkompeten.
Menurut Anton, tantangan yang harus dihadapi saat ini adalah industry gap, yaitu adanya mismatch antara jumlah lulusan perguruan tinggi dan jumlah kebutuhan industri perbankan syariah yang tidak seimbang.
"Hal tersebut disebabkan adanya skill mismatch, kebanyakan lulusan perguruan tinggi saat ini unggul di bidang kognitif, namun sebaliknya, di social skill dan juga interpersonal skill seperti problem solving, decision making, dan critical thinking masih perlu dikembangkan," ujarnya.
Muamalat Institute, kata Anton, memiliki program Muamalat Indonesia Kompeten (MIKO) yang didesain untuk mendukung pelaksanaan MBKM di perguruan tinggi.
"Kami sangat berterima kasih kepada UMK, karena dengan adanya kerja sama ini bisa bersinergi dengan pihak kampus melalui program pengembangan skill mahasiswa dengan meningkatkan kualitas mahasiswa yang siap kerja dengan dimentori oleh ahlinya," ujarnya pula.
Lebih lanjut, Anton menambahkan, selain program magang, diharapkan kerja sama ini juga bisa dilaksanakan pada kegiatan lain seperti dosen tamu, kuliah umum atau pelatihan.
"Muamalat Institute sangat terbuka dalam mengembangkan kerja sama ini, kami sangat siap untuk menghadirkan ahli dalam kuliah umum, studium generale, pelatihan bahkan sertifikasi kompetensi," ujarnya.
Sementara poin dari kerja sama tersebut, Muamalat Institute siap mendukung pelaksanaan program MBKM dan Tridharma Perguruan Tinggi yang mengandung nilai-nilai kebaikan dan kemanfaatan bersama. Ke depannya, kerja sama ini akan ditindaklanjuti dengan perjanjian kerja sama dan pelaksanaan teknis di tingkat fakultas dan program studi.
Baca juga: Senat UMK rekomendasi pemberhentian Sulistyowati sebagai dosen
"Kerja sama dengan dunia industri dunia usaha ini dalam rangka melaksanakan program MBKM, yakni mahasiswa belajar di luar kampus," kata Rektor Universitas Muria Kudus Darsono, di Kudus, Jawa Tengah, Kamis.
Kedatangan Rektor UMK ke kantor Muamalat Institute di Kuningan, Jakarta didampingi oleh Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Pengembangan Achmad Hilal Madjdi, Ketua Lembaga Informasi Komunikasi dan Kerja Sama (LINFOKOM) Syafiul Muzid, dan Kabag Kerja Sama Dalam Negeri LINFOKOM Alif Catur Murti. Sedangkan dari pihak Muamalat Institute hadir langsung Direktur Eksekutif Muamalat Institute Anton Hendrianto beserta jajarannya.
Darsono berharap melalui kerja sama tersebut mahasiswa mampu memanfaatkan kesempatan belajar dari ahlinya dan langsung di lapangan. Mengingat salah satu program MBKM adalah magang kerja, yaitu mahasiswa belajar dengan melakukan praktik ilmu dan pengetahuannya secara langsung di dunia kerja.
Direktur Eksekutif Muamalat Institute Anton Hendrianto yang juga Head of Human Capital Strategy and Development Bank Muamalat Indonesia menyampaikan, kerja sama ini juga bisa untuk memperkuat ekosistem pendidikan dan meningkatkan kualitas sumber daya insani yang berkompeten.
Menurut Anton, tantangan yang harus dihadapi saat ini adalah industry gap, yaitu adanya mismatch antara jumlah lulusan perguruan tinggi dan jumlah kebutuhan industri perbankan syariah yang tidak seimbang.
"Hal tersebut disebabkan adanya skill mismatch, kebanyakan lulusan perguruan tinggi saat ini unggul di bidang kognitif, namun sebaliknya, di social skill dan juga interpersonal skill seperti problem solving, decision making, dan critical thinking masih perlu dikembangkan," ujarnya.
Muamalat Institute, kata Anton, memiliki program Muamalat Indonesia Kompeten (MIKO) yang didesain untuk mendukung pelaksanaan MBKM di perguruan tinggi.
"Kami sangat berterima kasih kepada UMK, karena dengan adanya kerja sama ini bisa bersinergi dengan pihak kampus melalui program pengembangan skill mahasiswa dengan meningkatkan kualitas mahasiswa yang siap kerja dengan dimentori oleh ahlinya," ujarnya pula.
Lebih lanjut, Anton menambahkan, selain program magang, diharapkan kerja sama ini juga bisa dilaksanakan pada kegiatan lain seperti dosen tamu, kuliah umum atau pelatihan.
"Muamalat Institute sangat terbuka dalam mengembangkan kerja sama ini, kami sangat siap untuk menghadirkan ahli dalam kuliah umum, studium generale, pelatihan bahkan sertifikasi kompetensi," ujarnya.
Sementara poin dari kerja sama tersebut, Muamalat Institute siap mendukung pelaksanaan program MBKM dan Tridharma Perguruan Tinggi yang mengandung nilai-nilai kebaikan dan kemanfaatan bersama. Ke depannya, kerja sama ini akan ditindaklanjuti dengan perjanjian kerja sama dan pelaksanaan teknis di tingkat fakultas dan program studi.
Baca juga: Senat UMK rekomendasi pemberhentian Sulistyowati sebagai dosen