Semarang, ANTARA JATENG - Sejumlah perguruan tinggi negeri di Jawa Tengah mengapresiasi hafiz atau penghafal Al Quran dalam penerimaan mahasiswa baru lewat jalur prestasi khusus.
"Dalam jalur mandiri, kami punya program bagi mahasiswa yang memiliki prestasi khusus, seperti hafiz atau penghafal Al Quran," kata Rektor Unnes Prof Fathur Rokhman di Semarang, Rabu.
Meskipun nilai akademisnya kurang, kata Guru Besar Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unnes itu, penghafal Al Quran akan dipertimbangkan dalam prestasi yang diraihnya untuk masuk ke PTN tersebut.
Bahkan, kata dia, tidak harus hafiz yang menghafal 30 juz dalam Al Quran, tetapi jika ada calon mahasiswa yang bisa menghafal banyak juz juga tetap akan diakomodasi sebagai prestasi khusus.
"Tidak hanya dari Islam. Kalau memang ada (calon pendaftar, red.) dari agama lain, misalnya Kristen yang memiliki prestasi khusus, antara lain menghafal Injil juga diakomodasi," katanya.
Setelah diterima, Fathur mengatakan berbagai kemudahan juga diberikan, di antaranya dalam pembayaran uang kuliah yang dikategorikan dalam uang kuliah tunggal (UKT) mulai Rp0-500 ribu/semester.
Demikian halnya dengan Undip. Rektor Undip Prof Yos Johan Utama mengakui ada prestasi khusus calon mahasiswa yang harus diakomodasi PTN, seperti dalam bidang keagamaan dan keolahragaan.
"Kepandaian khusus ini kan tidak diakomodir dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN), makanya kami akomodir lewat jalur mandiri, seperti hafiz," kata Guru Besar Fakultas Hukum Undip itu.
Tidak hanya hafiz, kata mantan Dekan FH Undip tersebut, calon mahasiswa dari agama-agama yang lain juga akan diakomodasi oleh Undip jika memiliki prestasi atau keahlian khusus.
"Dulu pernah ada calon mahasiswa yang dari agama lain, pintar sekali main piano. Bahkan, dia pernah juara nasional piano. Kami akomodasi dalam jalur prestasi khusus," katanya.
Bisa juga, kata Yos, calon mahasiswa yang pernah menjuarai ajang Pekan Olahraga Nasional (PON), SEA Games, atau "event" yang lebih tinggi yang akan diakomodasi lewat prestasi khusus yang dimilikinya.
"Dalam jalur mandiri, kami punya program bagi mahasiswa yang memiliki prestasi khusus, seperti hafiz atau penghafal Al Quran," kata Rektor Unnes Prof Fathur Rokhman di Semarang, Rabu.
Meskipun nilai akademisnya kurang, kata Guru Besar Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unnes itu, penghafal Al Quran akan dipertimbangkan dalam prestasi yang diraihnya untuk masuk ke PTN tersebut.
Bahkan, kata dia, tidak harus hafiz yang menghafal 30 juz dalam Al Quran, tetapi jika ada calon mahasiswa yang bisa menghafal banyak juz juga tetap akan diakomodasi sebagai prestasi khusus.
"Tidak hanya dari Islam. Kalau memang ada (calon pendaftar, red.) dari agama lain, misalnya Kristen yang memiliki prestasi khusus, antara lain menghafal Injil juga diakomodasi," katanya.
Setelah diterima, Fathur mengatakan berbagai kemudahan juga diberikan, di antaranya dalam pembayaran uang kuliah yang dikategorikan dalam uang kuliah tunggal (UKT) mulai Rp0-500 ribu/semester.
Demikian halnya dengan Undip. Rektor Undip Prof Yos Johan Utama mengakui ada prestasi khusus calon mahasiswa yang harus diakomodasi PTN, seperti dalam bidang keagamaan dan keolahragaan.
"Kepandaian khusus ini kan tidak diakomodir dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN), makanya kami akomodir lewat jalur mandiri, seperti hafiz," kata Guru Besar Fakultas Hukum Undip itu.
Tidak hanya hafiz, kata mantan Dekan FH Undip tersebut, calon mahasiswa dari agama-agama yang lain juga akan diakomodasi oleh Undip jika memiliki prestasi atau keahlian khusus.
"Dulu pernah ada calon mahasiswa yang dari agama lain, pintar sekali main piano. Bahkan, dia pernah juara nasional piano. Kami akomodasi dalam jalur prestasi khusus," katanya.
Bisa juga, kata Yos, calon mahasiswa yang pernah menjuarai ajang Pekan Olahraga Nasional (PON), SEA Games, atau "event" yang lebih tinggi yang akan diakomodasi lewat prestasi khusus yang dimilikinya.